17 Apr 2015

REKMED Jarkom Tugas 04 – Kerangka Paper FIKI 2015

Author: ika.puspitasari | Filed under: Uncategorized

Judul: Inovasi Teknologi Informasi dalam Pelayanan Medis

 

Latar Belakang

Pada jaman globalisasi seperti ini, tenologi merupakan hal yang sangat penting. Hampir semua bidang kehidupan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pekerjaannya. Dengan adanya teknologi, manusia menjadi lebih ringan dalam melakukan pekerjaannya, dan pekerjaan pun menjadi lebih cepat selesai.

Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Teknologi sangat diperlukan di bidang kesehatan untuk mempermudah dalam mengumpulkan data, mengolah data, dan menyajikan data. Selain itu, teknologi juga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.

Salah satu penggunaan teknologi dalam sarana pelayanan kesehatan adalah pada penggunaan system informasi manajemen rumah sakit untuk sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit dan system informasi manajemen puskesmas untuk sarana pelayanan kesehatan di puskesmas. Namun simrs dan simpus yang ada sekarang ini masih merupakan teknologi sederhana yang diterapkan di rumah sakit atau puskesmas. Saat ini tenologi system informasi manajemen pada sarana pelayanan kesehatan sudah dipadukan dengan teknologi barcode. Penggunaan barcode mempermudah petugas dalam mendaftarkan pasien hingga petugas tidak perlu menuliskan nomor rekam medis pasien untuk mencari identitas pasien. Dengan penggunaan teknologi scan barcode, maaka petugas hanya tinggal menyecan barcode yang ada di kartu pasien pada scanner barcode, maka data identitas pasien akan langsung muncul tanpa perlu menuliskan nomor rrekam medis pasien dan tinggal di diperbarui saja data pasien tersebut.

Namun dalam penggunaan barcode masih terdapat kekurangannya. Misalnya ketika pasien datang untuk mendaftar tidak membawa kartu berobatnya, maka petugas harus mencari data pasien untuk memperbaruinya dengan menliskan nama pasien tersebut dan alamatnya untuk membedakan dari pasien lainnya, sehingga bisa menyebabkan beberapa kesalahan ketika penulisan nama salah, identitas pasien yang dicari tidak akan ditemukan. Sehingga agar tetap mendapatkan pelayanan maka biasanya akan dibuatkan nomor baru, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya duplikasi nomor rekam medis. Untuk itu perlu ada teknologi baru yang lebih canggih yang diterapkan di sarana pelayanan kesehatan.

 

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara menghindari duplikasi berkas rekam medis dengan menggunakan teknologi baru?
  2. Seberapa efisien penggunaan teknologi tersebut dalam sarana pelayanan kesehatan?

 

Batasan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, masalah yang ada adalah di bagian pendaftaran sarana pelayanan kesehatan, sehingga dalam paper ini hanya akan dibahas mengenai teknologi untuk bagian pendaftaran.

 

Solusi

Duplikasi berkas rekam medis adalah masalah yang sering terjadi pada sarana pelayanan kesehatan. Penggunaan teknologi scan barcode masih dapat menimbulkan terjadinya duplikasi berkas rekam medis. Untuk itu solusi dari masalah ttersebut yaitu dengan mengunakan teknologi sidik jari dan lensa mata untuk pendaftaran.

Dengan penggunaan scan sidik jari dan lensa mata pasien tidak perlu membawa kartu berobat yang mungkin saja dapat tertinggal atau lupa membawa. Hal ini dapat menhindari duplikasi berkas karena pasti setiap pasien yang pernah berobat di sarana pelayanan kesehatan tersebut pasti memiliki data di system dan akan dapat dengan mudah dicari lagi hanya dengan menyecan sidik jari dan lensa mata pasien. Mengapa sidik jari dan lensa mata yang dipilih, karena sidik jari dan lensa mata satu orang dengan yang lainnya berbeda sehingga tidak akan salah atau keliru dengan data milik orang lain.

 

Langkah-Langkah Pelaksanaan Solusi

Solusi di atas dapat dilaksanaan dengan cara yaitu yang pertama adalah pembuatan atau bisa juga pembelian alat scan sidik jari dan lensa mata sebagai alat utama. Lalu setelah alat sudah tersedia, yang perlu dilakukan yaitu mengubah system informasi dari dengan penggunaan barcode atau manual dengan penggunaan scan sidik jari dan lensa mata. Setelah semua siap, sosialisasikan kepada seluruh pegawai rumah sakit dan tidak terkecuali kepada seluruh pasien atau pengunjung di rumah sakit tersebut. Langkah terakhir yaitu implementasikan system tersebut.

 

Leave a Reply